Menurutku
pribadi, ini anime, seriously,
baguuuuss banget. Penggambaran perasaan dari masing-masing karakter, terutama
tokoh utama laki-laki (Sorata), dapeeet banget. Aku yakin banyak dari kita
ngalamin pengalaman itu, pengalaman di mana kita berada di antara orang-orang
yang punya bakat luar biasa dan sudah terlihat jelas masa depan cemerlang
mereka. Perasaan semangat, juga benci dan kecewa begitu terasa di cerita ini; ketika
kita berusaha menggapai sukses bersama orang-orang berbakat itu (yang sudah
seperti keluarga kita sendiri) dan yang paling mati-matian berusaha adalah kita
tetapi sayangnya yang berhasil adalah mereka karena bakat mereka yang jauh di
atas kita.
Cerita ini
berawal dari kebaikan hati Sorata yang nggak bisa membiarkan seekor kucing yang
malang sehingga dia memeliharanya. Karena asramanya melarang untuk membawa
hewan peliharaan, Sorata pun terpaksa harus pindah dari asrama reguler ke
Asrama Sakurasou, tempat yang terkenal dengan orang-orang bermasalah. Hampir
semua siswa-siswi di Universitas Suimei itu berprasangka buruk pada tempat itu
dan penghuninya. Kesan pertama yang di dapat Sorata, dan juga aku ketika
pertama menonton animenya, memang tempat dan para penghuninya aneh semua.
Bahkan Sorata merasa tempat itu adalah rumah sakit jiwa. :D
Di kamar
201, penghuninya bernama Kamiigusa Misaki. Dia gadis kelas tiga di bagian seni
(Suiko). Dia sangat berbakat dalam menulis cerita, menggambar, dan mengedit
anime. Tapi dia sangat blak-blakan dan agak vulgar.
Penghuni
kedua adalah Mitaka Jin, menghuni kamar 103. Dia murid kelas tiga di bagian
reguler dan teman masa kecil Misaki. Dia orang yang menulis naskah anime untuk
Misaki. Jin memang tampan tetapi dia playboy. Tiap hari dia ganti pasangan.
Parahnya, dia juga kencan dengan perempuan yang baru saja menikah.
Selanjutnya,
Sengoku Chihiro. Dia guru kesenian sekaligus pengawas asrama Sakurasou. Umurnya
lebih dari 30 tahun tapi masih lajang. Meskipun dia guru, sikapnya sama sekali
bertolak belakang. Yang dia suka hanya minum alkohol dan berusaha kencan dengan
pria lajang yang kaya.
Ada juga
penghuni misterius yang super berbakat di bidang komputer. Dia bernama Akasaka
Ryuunosuke, penghuni kamar 102, kelas dua di bagian regular, seorang progamer,
dan bekerja di suatu perusahaan besar. Ini karakter terfavoritku :3
Di awal-awal
episode, Akasaka nggak pernah muncul. Terus, gimana caranya dia berkomuikasi
dengan penghuni asrama yang lain? Nah, karena dia seorang programmer jenius,
dia menciptakan Maid. Maid adalah suatu program untuk menyaring dan membalas
pesan ponsel serta e-mail yang masuk secara otomatis. Akasaka terus
mengembangkan si Maid ini sehingga Maid bisa memblokir dan membalas pesan atau
e-mail dengan preferensi sendiri; memakai kata-kata baru dengan belajar dari
balasan pesan lainnya, e-mail, atau internet; bahkan Maid bisa memberikan saran
pada Sorata tentang program permainan komputer; mengantisipasi emosi orang
dengan kamera; memberi virus di komputer dan ponsel, juga hacking ke komputer Suiko untuk mencuri informasi.
Lalu, gimana
dengan si tokoh utama?
Ah iya, nama
lengkapnya Kanda Sorata, kelas dua bagian reguler, penghuni kamar 101. Bisa
dibilang, dia yang paling waras di situ. Kelihatan normal, otak juga biasa
saja. Tapi di sini dia orang yang paling berjuang keras. Dari berjuang keras
untuk ‘say goodbye’ ke asrama yang menurutnya sialan itu sampai berjuang keras
mempertahankan asrama itu ketika asrama itu akan dihancurkan.
Terus,
gimana kehidupan sehari-hari di Sakurasou?
Wah, di
asrama itu, tiada hari tanpa keramaian dan masalah. Apalagi setelah kedatangan Shiina
Mashiro, sepupu Chihiro. Ya secara, Shiina itu gadis yang berbakat luar biasa
di bidang menggambar dan melukis. Dia tinggal di Inggris sebentar, lalu pindah
ke Jepang untuk belajar membuat manga. Bahkan semua lukisan-lukisannya sudah
terkenal dan mendunia. Ternyata di balik itu, dia gadis yang bahkan mandi dan
memakai baju saja nggak bisa. Chihiro yang malas mengurusnya pun memberikan
tanggung jawab ‘penuh’ ke Sorata. Pastinya Sorata syok banget, apa lagi ketika
pertama kali masuk ke kamar Shiina untuk membangunkannya. Heeeeemmmmmhhh..
nggak tega ceritanya.
Intinya,
yang Shiina tahu dan lakukan hanya melukis, melukis, dan melukis. Untuk hal di
luar itu, dia itu seperti bayi yang baru lahir. Masih polos dan nggak ngerti
apa-apa. Ketika di Inggris pun, perlu ada seorang perawat untuk merawatnya.
Memang, karakter Shiina sangat unik dan spesial.
Nah singkat
cerita, Sorata yang melihat teman-temannya punya tujuan pasti, merasa
termotivasi juga untuk melakukan sesuatu demi masa depannya. Dia memberanikan
diri untuk ikut lomba design game. Dia
berjuang keras untuk itu. Para penghuni Sakurasou juga menyemangatinya. Bahkan
mereka semua berjuang bersama dalam mencapai tujuan mereka masing-masing.
Semakin lama
mereka semakin dekat. Satu-persatu, karakter asli mereka makin terlihat dan
sebagian dari mereka berubah dengan adanya konflik yang terjadi. Misalnya saja
Jin. Sebenarnya Jin dan Misaki saling mencintai dari dulu. Tapi Jin merasa dia
belum cukup hebat untuk ada di sisi Misaki. Ini juga yang menyebabkan dia jadi playboy, tapi nggak pernah sedikit pun
mau ‘menyentuh’ Misaki. Dia hanya bersikap layaknya teman masa kecil dan partner kerja.
Karakter lain
yang mulai kuat kemunculannya, adalah si Akasaka ^^. Dia mulai sering keluar
dari kamarnya, bergabung untuk makan bersama yang lain, berangkat sekolah, dan
lain-lain. Pokoknya, melakukan aktivitas alias mulai hidup bersosial di dunia
nyata deh. Alasan kenapa dia mengurung diri pun mulai terkuak nantinya. Dan
sikapnya yang anti-cewek pun agak sedikit terobati setelah kehadiran sahabat
Shiina dari Inggris, Rita Ainsworth.
Dua tokoh
utama, Sorata dan Shiina, pastinya juga berubah lah. Dari Sorata yang gampang
menyerah dan takut untuk mencoba sesuatu jadi pantang menyerah. Dan Shiina?
Dari Shiina yang sama sekali nggak bisa ngurus diri sendiri, mulai bisa
melakukan banyak hal sendiri (selain melukis ya), hahaha… Dia juga mengalami
yang namanya cinta pertama pada Sorata, karena sebelum mengenal Sorata, dia
hanya mengenal gadis-gadis. : )
Kisah ini
semakin complicated, ketika Sorata
mulai mencintai Shiina. Kenapa complicated?
Ya karena Shiina itu sendiri adalah penyebab amarah, kekecewaan, dan kekesalan yang
sering Sorata rasakan. Terus, alasan apa sih yang membuat Sorata membenci gadis
yang sebenarnya dia cinta? Selain karena bakat melukisnya yang luar biasa,
Sorata yang berjuang bersama Shiina, merasa perjuangannya itu sia-sia karena
Shiina mendapat serialisasi manga-nya sedangkan Sorata gagal melakukan
presentasi game design-nya. Konflik
juga memuncak ketika Sorata akhirnya tahu bahwa dia masuk babak final dalam
perlombaan membuat design game karena
design gambar game yang dibuat oleh
Shiina. Bisa dibilang, Sorata hanya alat untuk mendapatkan Shiina di perusahaan
itu. Bersamaan dengan itu, asrama Sakurasou terancam akan dihancurkan. Dan
nggak hanya itu lho masalah yang muncul selama kisah ini berlangsung. Masalah
cinta, persahabatan, dan perjuangan karir jadi satu di Sakurasou ini.