Senin, 14 November 2016

Kisah Singkat "Sakurasou No Pet Na Kanojo"

 
 
Menurutku pribadi, ini anime, seriously, baguuuuss banget. Penggambaran perasaan dari masing-masing karakter, terutama tokoh utama laki-laki (Sorata), dapeeet banget. Aku yakin banyak dari kita ngalamin pengalaman itu, pengalaman di mana kita berada di antara orang-orang yang punya bakat luar biasa dan sudah terlihat jelas masa depan cemerlang mereka. Perasaan semangat, juga benci dan kecewa begitu terasa di cerita ini; ketika kita berusaha menggapai sukses bersama orang-orang berbakat itu (yang sudah seperti keluarga kita sendiri) dan yang paling mati-matian berusaha adalah kita tetapi sayangnya yang berhasil adalah mereka karena bakat mereka yang jauh di atas kita.
 
Cerita ini berawal dari kebaikan hati Sorata yang nggak bisa membiarkan seekor kucing yang malang sehingga dia memeliharanya. Karena asramanya melarang untuk membawa hewan peliharaan, Sorata pun terpaksa harus pindah dari asrama reguler ke Asrama Sakurasou, tempat yang terkenal dengan orang-orang bermasalah. Hampir semua siswa-siswi di Universitas Suimei itu berprasangka buruk pada tempat itu dan penghuninya. Kesan pertama yang di dapat Sorata, dan juga aku ketika pertama menonton animenya, memang tempat dan para penghuninya aneh semua. Bahkan Sorata merasa tempat itu adalah rumah sakit jiwa. :D
 
 
Di kamar 201, penghuninya bernama Kamiigusa Misaki. Dia gadis kelas tiga di bagian seni (Suiko). Dia sangat berbakat dalam menulis cerita, menggambar, dan mengedit anime. Tapi dia sangat blak-blakan dan agak vulgar.
 
 
Penghuni kedua adalah Mitaka Jin, menghuni kamar 103. Dia murid kelas tiga di bagian reguler dan teman masa kecil Misaki. Dia orang yang menulis naskah anime untuk Misaki. Jin memang tampan tetapi dia playboy. Tiap hari dia ganti pasangan. Parahnya, dia juga kencan dengan perempuan yang baru saja menikah. 
 
 
Selanjutnya, Sengoku Chihiro. Dia guru kesenian sekaligus pengawas asrama Sakurasou. Umurnya lebih dari 30 tahun tapi masih lajang. Meskipun dia guru, sikapnya sama sekali bertolak belakang. Yang dia suka hanya minum alkohol dan berusaha kencan dengan pria lajang yang kaya.
 
Ada juga penghuni misterius yang super berbakat di bidang komputer. Dia bernama Akasaka Ryuunosuke, penghuni kamar 102, kelas dua di bagian regular, seorang progamer, dan bekerja di suatu perusahaan besar. Ini karakter terfavoritku :3
Di awal-awal episode, Akasaka nggak pernah muncul. Terus, gimana caranya dia berkomuikasi dengan penghuni asrama yang lain? Nah, karena dia seorang programmer jenius, dia menciptakan Maid. Maid adalah suatu program untuk menyaring dan membalas pesan ponsel serta e-mail yang masuk secara otomatis. Akasaka terus mengembangkan si Maid ini sehingga Maid bisa memblokir dan membalas pesan atau e-mail dengan preferensi sendiri; memakai kata-kata baru dengan belajar dari balasan pesan lainnya, e-mail, atau internet; bahkan Maid bisa memberikan saran pada Sorata tentang program permainan komputer; mengantisipasi emosi orang dengan kamera; memberi virus di komputer dan ponsel, juga hacking ke komputer Suiko untuk mencuri informasi.
 
Lalu, gimana dengan si tokoh utama?
 
 
Ah iya, nama lengkapnya Kanda Sorata, kelas dua bagian reguler, penghuni kamar 101. Bisa dibilang, dia yang paling waras di situ. Kelihatan normal, otak juga biasa saja. Tapi di sini dia orang yang paling berjuang keras. Dari berjuang keras untuk ‘say goodbye’ ke asrama yang menurutnya sialan itu sampai berjuang keras mempertahankan asrama itu ketika asrama itu akan dihancurkan.
 
Terus, gimana kehidupan sehari-hari di Sakurasou?
 
Wah, di asrama itu, tiada hari tanpa keramaian dan masalah. Apalagi setelah kedatangan Shiina Mashiro, sepupu Chihiro. Ya secara, Shiina itu gadis yang berbakat luar biasa di bidang menggambar dan melukis. Dia tinggal di Inggris sebentar, lalu pindah ke Jepang untuk belajar membuat manga. Bahkan semua lukisan-lukisannya sudah terkenal dan mendunia. Ternyata di balik itu, dia gadis yang bahkan mandi dan memakai baju saja nggak bisa. Chihiro yang malas mengurusnya pun memberikan tanggung jawab ‘penuh’ ke Sorata. Pastinya Sorata syok banget, apa lagi ketika pertama kali masuk ke kamar Shiina untuk membangunkannya. Heeeeemmmmmhhh.. nggak tega ceritanya.
Intinya, yang Shiina tahu dan lakukan hanya melukis, melukis, dan melukis. Untuk hal di luar itu, dia itu seperti bayi yang baru lahir. Masih polos dan nggak ngerti apa-apa. Ketika di Inggris pun, perlu ada seorang perawat untuk merawatnya. Memang, karakter Shiina sangat unik dan spesial.
Nah singkat cerita, Sorata yang melihat teman-temannya punya tujuan pasti, merasa termotivasi juga untuk melakukan sesuatu demi masa depannya. Dia memberanikan diri untuk ikut lomba design game. Dia berjuang keras untuk itu. Para penghuni Sakurasou juga menyemangatinya. Bahkan mereka semua berjuang bersama dalam mencapai tujuan mereka masing-masing.
Semakin lama mereka semakin dekat. Satu-persatu, karakter asli mereka makin terlihat dan sebagian dari mereka berubah dengan adanya konflik yang terjadi. Misalnya saja Jin. Sebenarnya Jin dan Misaki saling mencintai dari dulu. Tapi Jin merasa dia belum cukup hebat untuk ada di sisi Misaki. Ini juga yang menyebabkan dia jadi playboy, tapi nggak pernah sedikit pun mau ‘menyentuh’ Misaki. Dia hanya bersikap layaknya teman masa kecil dan partner kerja.
Karakter lain yang mulai kuat kemunculannya, adalah si Akasaka ^^. Dia mulai sering keluar dari kamarnya, bergabung untuk makan bersama yang lain, berangkat sekolah, dan lain-lain. Pokoknya, melakukan aktivitas alias mulai hidup bersosial di dunia nyata deh. Alasan kenapa dia mengurung diri pun mulai terkuak nantinya. Dan sikapnya yang anti-cewek pun agak sedikit terobati setelah kehadiran sahabat Shiina dari Inggris, Rita Ainsworth.
Dua tokoh utama, Sorata dan Shiina, pastinya juga berubah lah. Dari Sorata yang gampang menyerah dan takut untuk mencoba sesuatu jadi pantang menyerah. Dan Shiina? Dari Shiina yang sama sekali nggak bisa ngurus diri sendiri, mulai bisa melakukan banyak hal sendiri (selain melukis ya), hahaha… Dia juga mengalami yang namanya cinta pertama pada Sorata, karena sebelum mengenal Sorata, dia hanya mengenal gadis-gadis. : )
Kisah ini semakin complicated, ketika Sorata mulai mencintai Shiina. Kenapa complicated? Ya karena Shiina itu sendiri adalah penyebab amarah, kekecewaan, dan kekesalan yang sering Sorata rasakan. Terus, alasan apa sih yang membuat Sorata membenci gadis yang sebenarnya dia cinta? Selain karena bakat melukisnya yang luar biasa, Sorata yang berjuang bersama Shiina, merasa perjuangannya itu sia-sia karena Shiina mendapat serialisasi manga-nya sedangkan Sorata gagal melakukan presentasi game design-nya. Konflik juga memuncak ketika Sorata akhirnya tahu bahwa dia masuk babak final dalam perlombaan membuat design game karena design gambar game yang dibuat oleh Shiina. Bisa dibilang, Sorata hanya alat untuk mendapatkan Shiina di perusahaan itu. Bersamaan dengan itu, asrama Sakurasou terancam akan dihancurkan. Dan nggak hanya itu lho masalah yang muncul selama kisah ini berlangsung. Masalah cinta, persahabatan, dan perjuangan karir jadi satu di Sakurasou ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar